Abdilah.net – Bagaimana Perkembangan Teknologi 5G di Indonesia? Berikut Ini Pembahasaannya. Seperti apa perkembangan teknologi 5G di Indonesia? Umumnya Indonesia menjadi salah satu negara yang telah meluncurkan teknologi 5G. Di dalam negeri kita terdapat dua operator dalam perkembangan teknologi ini, yakni Telkomsel dan juga Indosat.
Sistem teknologi ini telah dioperasikan mulai dari tanggal 24 Mei tahun 2021, bisa dibilang teknologi ini baru berkembang di Indonesia selama 1 tahun. Pengoperasian perdana di Indonesia, memakai sistem IMT 2020 dengan frekuensi 2300 MHz.
Terkait dengan upaya perkembangan teknologi jaringan 5G di Indonesia, presiden RI Joko Widodo mengatakan kalau pengguna Indonesia bukan menjadi pintar dalam penggunaan digital.
Melainkan pengguna Indonesia juga harus pintar dalam kepintaran yang spesialis sehingga bisa bersaing dengan negara lainnya. Lantas apa yang menjadi perkembangan teknologi 5G di Indonesia? Mari simak ulasan berikut.
4G LTE Sangat Dirugikan di Indonesia
Apabila operator memaksakan untuk melakukan komersialisasi dengan besar-besaran di tahun 2022 ini secara pita frekuensi miliknya tadi. Maka layanan 5G yang berada di Indonesia mungkin tidak akan jadi lebih optimal.
Yang pastinya akan berisiko besar terhadap pengguna yang menggunakan perangkat berbasis 4G LTE. Mengingat dalam perayaan dari perkembangan teknologi 5G di Indonesia, Indosat maupun Telkomsel akan mengadopsi NSA atau non-standalone.
Maksudnya 5G akan diadakan diatas infrastruktur 4G LTE yang merupakan generasi sebelumnya. Karena masalah yang seperti ini membuat jaringan 4G LTE di sisihkan hingga hanya sebagian pengguna saja yang menggunakannya.
Jaringan 5G menjanjikan kecepatan yang super cepat dalam mengunduh dan juga mengunggah. Kecepatannya disebut 10x lebih cepat jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, yaitu 4G LTE.
Dalam kapasitas, teknologi ini memiliki kapasitas yang jauh lebih kuat ketimbang 4G LTE. Kapasitasnya dapat menopang 100x peningkatan dalam arus data dan didukung oleh efisiensi energi tertinggi.
Latensi dari 5G juga jauh lebih rendah daripada 4G hingga dapat memberikan layanan real-time yang sangat baik. Diketahui latensinya 10x lebih rendah daripada 4G. Dengan begitu, ini akan mencapai latensi dibawah satu milidetik.
Di Indonesia belum dapat Komersialisasi dengan cara Optimal
Di tahun 2022 ini, komersialisasi layanan dari 5G ini masih belum dioptimalkan. Begitupun dengan cakupan wilayah serta peningkatan kecepatan dari jaringan teknologi 5G.
Menurut sumber yang ditemukan, operator seluler juga belum mampu atau belum bisa untuk mengoptimalkan 5G dalam komersialisasi. Hal tersebut karena infrastruktur yang masih belum memadai dan ketersediaan frekuensi buat penggelaran cukup kurang.
Selain bermasalah mengenai komersialisasi, perkembangan teknologi 5G di Indonesia juga mempengaruhi kendala pita frekuensi dalam menggelar layanan. Dalam hal ini, lebar dari pita frekuensi dari teknologi 5G ini masih belum cukup.
Telkomsel mempunyai lebar pada pita frekuensinya sebesar 50 MHz pada frekuensi 2300 MHz buat menggelarkan 5G. Indosat sendiri pita frekuensinya memiliki lebar 2×22,5 MHz dengan frekuensi 1800 MHz dan 20 MHz akan digunakan dalam 5G.
Angka yang ada terbilang cukup jauh dengan lebar pita frekuensi untuk menggelar 5G dalam melakukan ekspansi 5G atau secara optimal. Apalagi saat menggelar dengan besar-besaran, tentunya layanan 5G tidak menjadi optimal di Indonesia.
Perkembangan teknologi 5G di Indonesia masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat layanannya menjangkau ke seluruh kota Indonesia. Tapi jika memang semua pengguna telah memanfaatkan jaringan ini, maka semuanya mendapatkan akses yang lebih baik.
Kebijakan dalam Pengembangan Teknologi 5G di Indonesia
Upaya dalam perkembangan teknologi 5G di Indonesia sudah berjalan sejak 2017 yang lalu. Dengan kurun waktu yang selama dua tahun (2017-2019), kementrian komunikasi melaksanakan kegiatan pengujian 5G yang sebanyak 10x di Indonesia.
Teknologi dari jaringan 5G diadakan pada saat mengadakan Asian Games di Indonesia. Namun ini adalah tahap awal dan masih baru dalam memperkenalkan jaringan 5G di beberapa lokasi yang sudah tersedia di Indonesia.
Pembangunan dari teknologi ini diawali dengan adanya pilot projects dalam 6 wilayah atau kota provinsi di Pulau Jawa. Keenam tersebut adalah Jakarta dan Infrastruktur Manufaktur serta didukung oleh beberapa wisata yang sudah ditentukan.
Di luar perluasan dan target pembangunan 5G, layanan tersebut akan terletak di daerah tertentu di Indonesia. Daerah tersebut adalah GraPARI Telkomsel Balikpapan, Bukit Hijau Regency, Perumahan Dinas Pemerintahan Medan dan Taman Setia Budi Indah.
Tidak sampai disitu saja, adapun 6 layanan 5G di lokasi residensial Jabodetabek. Misalnya, Kelapa Gading, Widya Chandra, Alam Sutera, Tanggerang Selatan, Pondok Indah dan Pantai Indah Kapuk.
Untuk perkembangannya di Indonesia, setidaknya akan membutuhkan 3 lapisan alokasi spektrum, seperti Low Band, Middle Band serta High Band.
Selain itu, pemerintah juga akan menyiapkan yang namanya Super Data Layer pada spektrum 26/28 GHz, Capacity Layer pada frekuensi 2.3/2.6/3.3/3.5 GHz dan Coverage Layer pada 700 MHz.
Kebutuhan Perkembangan Teknologi 5G di Indonesia
Perlu diketahui perkembangan teknologi 5G di Indonesia bukan hanya membutuhkan kebutuhan konsumsi data, jaringan internet rumah tangga maupun individu. Kebutuhan terbesar datang dari perindustrian dengan jaringan terkuat, tercepat hingga tanpa jeda.
Hal ini bertujuan agar dapat menunjang proses produksi terotomatisasi terhadap komputer. Pemanfaatan jaringan 5G ini juga akan berdampak pada industri kesehatan.
Jaringan yang seperti ini diterapkan dalam rumah sakit akan berdampak pada pemantauan pasien dengan jarak jauh. Bahkan berbagai ambulans juga diperlengkapi dengan adanya kapasitas yang sama.
Membuat dokter jadi lebih siap dari jauh apabila ambulans menemukan pasien yang membutuhkan penanganan segera. Tentu saja sektor industri seperti ini menjadi salah satu hal yang dapat mempengaruhi perkembangan dari teknologi 5G itu sendiri.
Diperkirakan kalau tahun 2030 mendatang industri kesehatan dapat menghasilkan keuntungan sebesar $530 Miliar. Hal ini juga disertai dengan nilai Produk Domestik Bruto Global dan nilai USD dasar pada tahun 2019.
Membuktikan kalau perkembangan dari teknologi jaringan internet generasi kelima membuat tiap jangkauan internet makin besar. Meskipun begitu, ini juga harus mengkhawatirkan tentang pengguna dengan perangkat 4G LTE.
Secara singkat, teknologi dari 5G menjadi suatu dongkrak industri 4.0. Karena mampu menghasilkan total nilai penambahan PDB yang mencapai $1.3 Triliun di tahun 2030 dan awal atau dasar tahun 2019.
Selain itu, 5G juga akan membawa nilai tambahan PDB Global yang mencapai $330 dalam sektor smart utilities, sektor media dan konsumsi sebesar $254 Triliun, $134 Triliun industri manufaktur dan layanan perbankan sebesar $85 Triliun.
Perkembangan teknologi 5G di Indonesia, membuat banyaknya negara berpacu dalam pembangunan infrastruktur masing-masing negara. Tahun 2020 yang lalu sudah jelas terlihat ada sekitar 50 negara yang mengembangkan 140 jaringan 5G.
Di Indonesia sendiri juga, langsung diperintahkan atas pemimpin negara Joko Widodo untuk merealisasikan 5G sehingga kecepatan digital tidak terhambat. Itulah sebabnya teknologi 5G membawa keuntungan jika dikembangkan lebih maju lagi.
Demikian ulasan tentang perkembangan teknologi 5g di Indonesia, semoga dapat memberikan kemajuan teknologi informasi dan perindustrian tanah air.